Friday, January 25, 2008

Astronom Indonesia Temukan Planet Termuda


PARIS, KAMIS - Tim peneliti Institut Max Planck, Jerman, yang dipimpin astronom asal Indonesia, Johny Setiawan, kembali menemukan planet asing (ekstrasolar) yang mengelilingi bintang mirip Matahari.

Planet yang diberi nama TW Hya b mengelilingi bintang TW Hydrae di konstelasi Hydra yang berjarak 180 tahun cahaya dari Bumi. TW Hya b termasuk jenis planet gas raksasa berukuran antara 5,5 kali hingga 13,1 kali ukuran Planet Jupiter.

Planet tersebut mengorbit bintang induknya pada jarak 600.000 kilometer atau hanya 0,04 unit astronomi (jarak rata-rata Bumi dan Matahari). Karenanya, hanya dibutuhkan waktu 3,56 hari untuk satu kali mengelilinginya.


Penemuan ini tidak hanya menambah daftar panjang penemuan planet di luar tata surya kita, namun juga memberikan informasi baru mengenai proses pembentukan planet-planet.

Para astronom pada umumnya sepakat bahwa planet terbentuk sebagai akumulasi materi di cakram debu dan gas sebagai sisa pembentukan bintang yang mirip Matahari. Namun, selama ini, masih diperdebatkan berapa lama sebuah planet dapat terbentuk.

Termuda

Hasil pengematan terhadap planet-planet ekstrasolar yang sudah ditemukan menunjukkan tak ada satu pun planet yang lebih muda dari 100 juta tahun. Namun, TW Hya b berusia sangat muda antara 8-10 juta tahun. Bandingkan dengan Bumi yang diperkirakan seumur tata surya sekitar 4,5 miliar tahun, sedangkan Matahari 100 juta tahun lebih tua.

Hal ini menunjukkan bahwa planet-planet dapat terbentuk dalam waktu 10 juta tahun, sebelum cakram dicerai-beraikan angin dan radiasi bintang. Simpulan tersebut dilaporkan para peneliti dalam jurnal Nature edisi terbaru, Kamis (3/1).

"Penemuan tersebut memperlihatkan bahwa apa yang selama ini kita sebut cakram protoplanet sesungguhnya protoplanet itu sendiri," ujar Johny Setiawan yang juga pernah menemukan planet-planet ektrasolar sebelumnya.

Banyak cakram protoplanet yang terdeteksi keberadaannya di sekitar bintang muda. Namun, sejauh ini, belum ada planet yang diketahui berumur semuda TW Hya b.(AFP/Space.com/WAH)


Selengkapnya......

Kutub Utara Kehilangan Es Seluas 10 Kali Pulau Jawa


Kamis, 24 Januari 2008 | 22:01 WIB

PARIS, KAMIS - Sepanjang dua tahun terakhir, wilayah Arktik di Kutub Utara kehilangan lapisan es seluas dua kali wilayah Prancis atau sepuluh kali luas Pulau Jawa. Demikian hasil pengukuran yang dilakukan National Centre for Scientific Research (CNRS) yang berbasis di Paris, Prancis.

Pada pengukuran yang dilakukan pada September 2007, lapisan es di Arktik hanya seluas 4,13 kilometer persegi atau turun dari 5,3 kilometer persegi dari setahun sebelumnya. Artinya, lapisan es yang hilang mencapai 1,17 kilometer persegi. Luas Pulau Jawa sendiri sekitar 130.000 kilometer persegi.


"Tahun 2008 menjadi tahun kritis bagi setiap tingkatan, pelelahan ini mencapai jutaan berikutnya pada musim panas tahun 2008," kata Jean-Claude Gascard, direktur lembaga tersebut seperti dikutip dari AFP, Kamis (24/1). Gascard memimpin misi ekspedisi ilmiah Damocles menggunakan kapal Tara untuk menjelajahi Perairan Arktik selama 16 bulan berturut-turut.

Hampir seluruh wilayah Arktik mengalami pengurangan terus-menerus. Dalam 20 tahun terakhir, sudah 40 persen lapisan yang meleleh dengan rata-rata dari 1,5 meter hingga tiga meter.

Kenaikan suhu atmosfer yang membuat musim panas lebih menyengat menjadi biang semakain cepatnya pelelahan lapisan es di Arktik. Para peneliti mencatat suhu udara sudah mencapai 10 derajat Celcius pada ketinggian antara 500 hingga 1000 meter.

Bahkan, pada musim panas 2007, wilayah Northwest Passage, untuk pertama kalinya menjadin perairan terbuka. Padahal, wilayah tersebut dikenal sebagai daratan es yang senantiasa menghubungkan Eropa dan Asia sejak pengamatan dilakukan pada tahun 1978. Kementrian Lingkungan Kanada mengatakan kondisi tersebut berlangsung lima minggu dan sempat dilalui 100 kapal.(AFP/WAH)


Selengkapnya......