Thursday, January 3, 2008

Scotland Yard Selidiki Kematian Benazir


Scotland Yard Selidiki Kematian Benazir

Tim penyelidik dari Kepolisian Inggris, Scotland Yard, akan membantu penyelidikan pembunuhan Benazir Bhutto. Kabar tersebut disampaikan sendiri oleh Presiden Pakistan Pervez Musharraf, Rabu (2/1).

"Tim penyelidik itu akan segera datang ke Pakistan untuk membantu penyelidikan yang sedang kita lakukan," tutur Musharraf dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional. Bantuan tersebut dibutuhkan, kata Musharraf yang masih menyebut pembunuhan itu didalangi teroris, karena keterbatasan pihak penyelidik Pakistan dalam bidang forensik.



Keterlibatan Scotland Yard dalam penyelidikan diharapkan bisa menepis keraguan atas kematian Benazir pada Kamis lalu usai berkampanye. Namun, keputusan Musharraf tersebut dilecehkan suami Benazir, Asif Ali Zardari. "Sekarang pemerintah baru ingat Scotland Yard. Mengapa keputusan itu tidak diambil saat serangan bom di Karachi?" kata Zardari.

Serangan bom bunuh diri terhadap Benazir pada 18 Oktober 2007 menewaskan 139 orang. Serangan itu dilakukan saat Benazir tiba di negerinya setelah diasingkan pemerintah di Inggris. Suami Benazir itu malah menginginkan penyelidikan dilakukan oleh penyelidik dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), seperti penyelidikan atas pembunuhan mantan PM Lebanon Rafiq Hariri.

Sebab musabab kematian Benazir memang masih menjadi kontroversi hebat. Kalangan oposisi meragukan hasil penyelidikan pemerintah yang menyimpulkan bahwa pangkal kematian Benazir adalah cedera kepala parah akibat terbentur jendela atas mobil (sunroof) saat ia mendadak menunduk untuk menghindari ledakan bom.

Namun, kalangan pendukung Benazir yakin bahwa ia tewas karena ditembak sesaat sebelum pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya. Pembunuhan Benazir tersebut menyulut kerusuhan di berbagai belahan Pakistan, sehingga pemerintah mengundurkan jadwal pemilu parlemen dari 8 Januari menjadi 18 Februari 2008. (AFP/Put)